Manfaat Berinfaq

Manfaat Berinfaq

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering terjebak dalam rasa takut kehilangan harta. Banyak yang beranggapan bahwa memberi akan membuat berkurang, padahal Allah menjanjikan sebaliknya. Islam mengajarkan bahwa harta yang dikeluarkan di jalan Allah justru akan membuka pintu keberkahan. Inilah hakikat manfaat berinfaq, yang bukan hanya menghidupi orang lain, tetapi juga menghidupkan jiwa dan menenangkan hati orang yang memberi.

Makna dan Kedudukan Infaq dalam Islam

Berinfaq berasal dari kata nafaqa yang artinya mengeluarkan atau membelanjakan. Dalam konteks syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kebaikan, baik kepada keluarga, fakir miskin, anak yatim, maupun untuk perjuangan di jalan Allah. Manfaat berinfaq sangat luas karena setiap harta yang keluar tidaklah hilang, melainkan tercatat sebagai tabungan akhirat yang kelak berlipat ganda.

Allah Ta’ala berfirman: “Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ayat 261).

Ayat ini menjelaskan bahwa satu infaq bisa berbuah ratusan bahkan ribuan kali lipat. Tidak ada yang rugi dalam berinfaq. Justru, ia menanamkan rasa syukur, memperkuat iman, dan menumbuhkan keyakinan bahwa Allah adalah pemilik segala rezeki.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidaklah seorang hamba yang pemaaf, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidaklah seseorang merendah diri karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim). Hadits ini menguatkan bahwa memberi bukanlah kehilangan, tetapi jalan menuju kelapangan hidup.

Apa yang Didapat Ketika Menolak Infaq

Namun, ada pula sisi gelap yang menyelimuti hati ketika manusia enggan berinfaq. Banyak orang yang takut miskin jika harus memberi, sehingga mereka menutup mata terhadap penderitaan sekitar. Mereka sibuk menimbun kekayaan, namun batin mereka gersang. Inilah kebutaan hati yang berbahaya.

Allah SWT berfirman : “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka Jahannam, lalu disetrikakan dengannya dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan): ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.’” (QS. At-Taubah ayat 34-35).

Ayat ini mengguncang hati. Betapa mengerikannya nasib orang yang menolak memberi. Harta yang mereka timbun dengan penuh keserakahan justru berubah menjadi penyiksa di akhirat. Maka jelaslah bahwa menahan diri dari berinfaq hanya akan berujung penyesalan.

Rasulullah ﷺ juga bersabda: “Takutlah kalian terhadap neraka walau hanya dengan (infaq) separuh biji kurma.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk menolak infaq, sekecil apa pun harta yang dimiliki. Karena nilai infaq bukan pada besarnya nominal, melainkan keikhlasan hati.

Manfaat Berinfaq Menurut Para Ulama

Para ulama menekankan bahwa manfaat berinfaq mencakup dimensi spiritual, sosial, dan psikologis. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa infaq adalah sebab turunnya rahmat Allah, penolak bala, dan pengundang rezeki. Ia juga menjadi bukti nyata cinta seorang hamba kepada Rabb-nya, karena ia rela melepaskan sesuatu yang dicintai demi keridhaan-Nya.

Dalam kehidupan sosial, infaq menumbuhkan solidaritas. Orang kaya dan miskin tidak lagi terpisah oleh jurang kesenjangan, karena ada jembatan kasih sayang yang menghubungkan keduanya. Masyarakat yang gemar berinfaq lebih tenteram, lebih kuat menghadapi krisis, dan lebih sedikit konflik. Sebaliknya, masyarakat yang pelit akan mudah dilanda iri, dengki, dan kebencian.

Bayangkan seorang fakir miskin yang bisa menyantap makanan layak karena ada yang berinfaq. Bayangkan seorang yatim yang bisa melanjutkan sekolah karena ada yang menyisihkan harta untuknya. Setiap tetesan air mata haru mereka adalah bukti nyata dari manfaat berinfaq. Hati mereka mendoakan kebaikan, doa yang sangat berharga di sisi Allah.

Di sisi psikologis, orang yang berinfaq akan merasakan kelapangan jiwa. Setiap kali memberi, ada rasa bahagia yang tidak bisa dibeli dengan harta. Hati menjadi ringan, pikiran menjadi tenang, dan beban hidup terasa berkurang. Sebaliknya, orang yang hanya sibuk menumpuk harta justru sering hidup dalam kecemasan, takut kehilangan, dan selalu merasa kurang.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Walau hadits ini berbicara tentang silaturahmi, ulama menafsirkan bahwa salah satu bentuknya adalah dengan berinfaq kepada kerabat. Maka manfaat berinfaq tidak hanya meluaskan rezeki, tapi juga mendatangkan keberkahan usia.

Bagikan:

Related Post