Menjadi kaya dalam Islam adalah suatu tujuan lagi menjadi orang yang dermawan ala baginda nabi Muhammad mengelola hartanya jadi bermanfaat. Namun, dalam Islam, kekayaan bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia, yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan membantu sesama. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, meskipun dikenal sebagai seorang yang sederhana, juga merupakan sosok yang kaya dan dermawan. Beliau menggunakan kekayaannya untuk membantu orang lain dan menyebarkan kebaikan. Artikel ini akan membahas pentingnya menjadi orang kaya seperti Nabi Muhammad yang dermawan, serta bagaimana kita dapat meneladani sikap beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Menjadi Orang Kaya Lagi Dermawan Ala Baginda Nabi
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam adalah contoh terbaik dalam mengelola kekayaan. Sebelum diangkat menjadi rasul, beliau telah sukses sebagai pedagang yang dipercaya oleh banyak orang. Kekayaan yang beliau miliki tidak membuatnya sombong atau lupa diri.
Sejak usia muda, Nabi Muhammad telah menunjukkan keahliannya dalam berdagang. Kejujuran dan integritasnya dalam berbisnis membuatnya dikenal sebagai ‘Al-Amin’ (orang yang dapat dipercaya). Rasulullah mengelola perdagangan milik Khadijah binti Khuwailid dengan sangat baik, sehingga menghasilkan keuntungan besar.
Sebaliknya, beliau menggunakan kekayaannya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Sikap dermawan Nabi Muhammad ini menunjukkan bahwa kekayaan seharusnya menjadi alat untuk berbuat baik, bukan untuk memuaskan nafsu duniawi.
Menyertai Rasa Syukur Dalam Kehidupan Sehari-hari
Salah satu pelajaran penting dari kehidupan Nabi Muhammad adalah bahwa kekayaan harus disertai dengan rasa syukur. Beliau selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT, baik sedikit maupun banyak. Rasa syukur ini membuat beliau tidak pernah merasa kurang atau iri terhadap orang lain. Sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang kita miliki dan menggunakan rezeki tersebut untuk kebaikan.
Nabi Muhammad juga mengajarkan bahwa kekayaan harus dibagikan kepada orang lain. Beliau dikenal sebagai orang yang sangat dermawan dan tidak pernah menolak permintaan bantuan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa memiliki harta yang cukup untuk memberi adalah lebih utama daripada berada dalam posisi meminta. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk berusaha menjadi kaya, bukan demi kemewahan, tetapi agar dapat lebih banyak berbagi dan membantu sesama.
Donasikan harta terbaik kamu dengan berdonasi melalui bit.by/sedekah
Bahkan, beliau pernah memberikan seluruh harta yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkan tanpa menyisakan sedikit pun untuk dirinya sendiri. Sikap ini menunjukkan bahwa kekayaan seharusnya tidak hanya dinikmati sendiri, tetapi juga dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan.
Selain itu, Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kekayaan harus digunakan untuk mendukung perjuangan di jalan Allah. Beliau sering menggunakan hartanya untuk membiayai dakwah Islam, membantu para sahabat yang miskin, dan membebaskan budak. Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda:
“Orang yang dermawan sangat dekat kepada Allah, manusia, dan juga surga, serta jauh dari neraka. Sebaliknya, orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka.” (HR. Tirmidzi)
Kekayaan yang digunakan untuk tujuan mulia seperti ini akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun kita telah meninggal dunia.
Tidak Boros dan Menghambur-hamburkan Harta untuk Hal Yang Tidak Bermanfaat
Nabi Muhammad juga mengajarkan bahwa kekayaan harus dikelola dengan baik. Beliau tidak pernah boros atau menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Sebaliknya, beliau selalu menggunakan hartanya dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan. Sikap ini mengajarkan kita bahwa kekayaan harus dikelola dengan tanggung jawab dan tidak boleh disia-siakan.
Selain itu, Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kekayaan harus digunakan untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama. Beliau sering memberikan hadiah kepada orang lain sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang. Dengan cara ini, beliau membangun hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekitarnya. Kekayaan yang digunakan untuk mempererat hubungan sosial akan membawa keberkahan dan kebahagiaan.
Baca Juga : Mengambil Keputusan Krusial di Era Kepemimpinan Rasulullah
Nabi Muhammad juga mengajarkan bahwa kekayaan harus digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup. Beliau tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga membantu orang lain untuk mandiri dan meningkatkan taraf hidup mereka. Misalnya, beliau sering memberikan modal kepada para sahabat untuk memulai usaha. Dengan cara ini, beliau membantu mereka untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Selain itu, Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kekayaan harus digunakan untuk menciptakan keadilan sosial. Beliau sering memberikan bantuan kepada orang-orang yang tertindas dan tidak mampu. Sikap ini menunjukkan bahwa kekayaan seharusnya digunakan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih adil.
Kekayaan Untuk Mendukung Kemajuan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Nabi Muhammad juga mengajarkan bahwa kekayaan harus digunakan untuk mendukung pendidikan dan ilmu pengetahuan. Beliau sering memberikan bantuan kepada para pelajar dan ulama untuk memajukan ilmu pengetahuan. Dengan cara ini, beliau membantu umat Islam untuk menjadi lebih maju dan berpengetahuan.
Terakhir, Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kekayaan harus digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beliau sering menggunakan hartanya untuk beribadah, seperti membangun masjid dan membantu orang-orang yang sedang berhaji. Kekayaan yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah akan membawa keberkahan dan ketenangan dalam hidup. Rasulullah juga bersabda:
“Sebagus-bagusnya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni)
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kekayaan harus disertai dengan rasa syukur, dibagikan kepada orang lain, digunakan untuk mendukung perjuangan di jalan Allah, dikelola dengan baik, dan digunakan untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama. Selain itu, kekayaan juga harus digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, menciptakan keadilan sosial, mendukung pendidikan, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Semoga dengan meneladani sikap Baginda Nabi Besar Muhammad kekayaan yang kita miliki akan membawa keberkahan dan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Mari kita jadikan kekayaan sebagai sarana untuk berbuat baik dan meraih ridha Allah Subhanahu wa ta’ala.