Hidup manusia selalu bergantung pada rezeki. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mampu bertahan tanpa anugerah dari Sang Pencipta. Namun, sering kali manusia hanya mengejar rezeki dengan kerja keras duniawi, melupakan jalan-jalan spiritual yang telah Allah sediakan. Salah satunya adalah ibadah yang penuh keberkahan, yakni shalat dhuha. Melalui ibadah ini, seorang hamba dapat meraih rezeki Allah dengan cara yang penuh berkah, bukan hanya materi, tetapi juga ketenangan batin dan keluasan hati.
Namun, ada sisi pahit yang tidak bisa disembunyikan. Banyak manusia yang justru meremehkan shalat dhuha. Kesibukan dunia, rasa malas, atau bahkan ketidakpahaman membuat ibadah ini ditinggalkan. Betapa rugi seseorang yang hanya sibuk mengejar rezeki duniawi tetapi melupakan kunci langit yang Allah bukakan. Rasulullah ﷺ bersabda: “Pada tiap-tiap pagi, lazimnya seluruh persendian kamu menunaikan sedekah. Maka, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, dan mencegah dari yang mungkar adalah sedekah. Dan semua itu dapat diganti dengan dua rakaat shalat dhuha.” (HR. Muslim).
Hadits ini menegaskan betapa agungnya shalat dhuha, hingga dua rakaat saja bisa menjadi pengganti sedekah dari ratusan persendian manusia. Bagaimana mungkin seseorang yang mengerjakannya tidak akan meraih rezeki Allah melalui shalat dhuha?
Keutamaan Shalat Dhuha dalam Meraih Rezeki
Shalat dhuha disebut sebagai shalat awwabin, yaitu shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan ibadah shalat dhuha dua rakaat, maka ia tidak akan tercatat sebagai orang yang lalai. Barang siapa melaksanakan empat rakaat, maka ia akan dicatat sebagai orang yang taat. Barang siapa melaksanakan enam rakaat, maka ia akan dicukupkan pada hari itu. Barang siapa melaksanakan delapan rakaat, maka Allah akan menuliskannya sebagai hamba yang taat. Dan barang siapa melaksanakan dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. Thabrani).
Dari hadits ini, jelaslah bahwa dhuha bukan hanya tentang ibadah sunnah, tetapi juga sebuah sarana untuk meraih rezeki Allah. Rezeki tidak selalu berupa uang, tetapi juga kesehatan, ketenangan hati, kemudahan dalam urusan, dan pertolongan Allah yang datang tak terduga.
Namun, banyak yang memandang sebelah mata. Mereka berpikir bahwa mencari uang dengan bekerja dari pagi hingga malam adalah jalan utama. Padahal, bekerja memang kewajiban, tetapi shalat dhuha adalah jalan membuka keberkahan. Imam Al-Ghazali menjelaskan, “Shalat dhuha adalah ibadah yang mendatangkan keberkahan rezeki dan menghapuskan kesulitan hidup.” Bukankah ini bukti nyata bahwa Allah memberikan jalan istimewa bagi hamba yang mau meluangkan waktunya di pagi hari untuk menghadap-Nya?
Kisah, Dalil, dan Pandangan Ulama tentang Shalat Dhuha
Banyak kisah para ulama yang menegaskan bahwa meraih rezeki Allah melalui shalat dhuha bukan sekadar teori. Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya tentang rahasia keberkahan hidupnya, beliau menjawab: “Aku tidak pernah meninggalkan shalat dhuha.” Ulama lain seperti Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani juga menekankan shalat ini sebagai salah satu jalan memperluas pintu rezeki.
Al-Qur’an pun memberi petunjuk. Allah berfirman: “Dan pada sebagian malam hari, kerjakanlah shalat tahajjud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79). Jika shalat malam saja bisa mengangkat derajat, maka shalat dhuha yang dilakukan di waktu sibuk manusia mencari dunia adalah tanda bahwa seorang hamba tetap mengutamakan Allah, dan balasannya tentu keberkahan rezeki.
Namun, sebaliknya, orang yang meninggalkan shalat dhuha dengan sengaja, padahal dia mampu, akan kehilangan salah satu pintu kebaikan. Tidak berarti ia berdosa besar karena shalat dhuha hukumnya sunnah, tetapi betapa ia telah menutup pintu keberkahan yang Allah tawarkan. Itulah sisi buruknya, manusia sering meremehkan ibadah sunnah padahal di sanalah terdapat rahasia besar yang tak dimengerti banyak orang.
Tips Meraih Rezeki Allah Melalui Shalat Dhuha
Agar benar-benar bisa meraih rezeki Allah melalui shalat dhuha, diperlukan niat yang ikhlas. Tidak boleh seseorang melakukannya hanya sekadar formalitas, atau hanya karena berharap uang semata. Niat yang benar adalah mencari ridha Allah, kemudian Allah akan membukakan pintu rezeki dengan cara-Nya.
Selain itu, lakukan shalat dhuha dengan kesungguhan hati. Minimal dua rakaat sudah cukup, tetapi lebih banyak tentu lebih baik. Pilihlah waktu yang mustajab, yaitu ketika matahari mulai naik setinggi tombak hingga menjelang dzuhur. Banyak ulama menilai waktu terbaik adalah sekitar pukul 9 hingga 11 pagi.
Perkuat ibadah dhuha dengan doa. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa dhuha yang begitu indah: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah dhuha-Mu, kecantikan adalah kecantikan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku berada di atas langit, turunkanlah. Jika di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sulit, mudahkanlah. Jika haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah. Dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu, dan perlindungan-Mu, karuniakanlah kepadaku apa yang Engkau karuniakan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Doa ini bukan hanya memohon materi, tetapi juga keberkahan dalam segala aspek kehidupan. Inilah wujud nyata bagaimana seseorang dapat meraih rezeki Allah melalui shalat dhuha.
Namun, jangan lupa bahwa rezeki juga harus diiringi dengan usaha. Shalat dhuha bukan berarti kita duduk diam menunggu uang jatuh dari langit. Ibadah ini justru menguatkan hati agar bekerja dengan penuh keyakinan bahwa Allah yang memberi hasil. Ulama sering mengatakan, bekerja keras tanpa doa adalah kesombongan, sedangkan doa tanpa usaha adalah kemalasan.
Sentuhan Emosional dari Ibadah Dhuha
Bayangkan seseorang yang memulai hari dengan shalat dhuha, wajahnya penuh ketenangan, hatinya lapang, dan setiap langkahnya terasa ringan. Ia bekerja dengan optimis, karena yakin Allah membersamainya. Betapa indah hidup yang demikian, penuh keberkahan, jauh dari kegelisahan.
Sebaliknya, ada orang yang meninggalkan dhuha, hatinya sempit, meski harta berlimpah tetap saja terasa kurang. Ia berlari mengejar dunia, namun lelah tanpa arah. Inilah kontras yang begitu tajam. Dhuha adalah energi rohani, sebuah kunci untuk meraih rezeki Allah melalui shalat dhuha, bukan sekadar tambahan ibadah yang boleh ditinggalkan.
Allah Maha Pemurah, Dia tidak akan menyia-nyiakan hamba yang datang kepada-Nya di pagi hari. Betapa indah janji Rasulullah ﷺ: “Sesungguhnya Allah berfirman: Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal siangmu, niscaya Aku akan mencukupi kebutuhanmu di akhir harimu.” (HR. Ahmad)