Bagaimana Allah Menurunkan Ilmu dan Mengajarkannya kepada Adam AS

Bagaimana Allah Menurunkan Ilmu dan Mengajarkannya kepada Adam AS

Di awal kisah manusia, sebelum bumi menjadi saksi keberadaan kita, terjadi sebuah percakapan agung di langit antara Pencipta dan para malaikat. Sebuah pengumuman ilahi yang mengejutkan para makhluk langit ketika Allah menyatakan hendak menciptakan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya dengan penuh kehati-hatian apakah ciptaan baru ini tidak akan menimbulkan kerusakan dan pertumpahan darah. Namun Allah dengan bijaksana menjawab bahwa Dia mengetahui apa yang mereka tidak ketahui. Dan dari sinilah kisah besar manusia dimulai dengan seorang hamba bernama Adam AS yang bukan hanya diberi bentuk tetapi juga diberi ilmu.

 

Bagaimana Allah Menurunkan Ilmu dan Mengajarkannya kepada Adam AS

Allah tidak menciptakan Adam hanya dengan tubuh. Ia tidak hanya dibentuk dari tanah yang paling baik tetapi juga diisi dengan cahaya ilmu yang menjadi pembeda sejatinya dari makhluk lain. Dari sekian banyak makhluk ciptaan-Nya hanya kepada Adam Allah mengajarkan nama-nama semuanya. Di sinilah letak kemuliaan Adam yang tak tertandingi. Ilmu menjadi kunci utama yang membuat Adam layak menjadi khalifah dan mendapat kehormatan dari langit

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 31
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama semuanya kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat lalu berfirman Beritahukan kepada-Ku nama-nama semua ini jika kamu memang benar

Ayat ini tidak hanya menceritakan peristiwa tetapi menyampaikan pesan yang dalam bahwa ilmu adalah dasar bagi kehormatan manusia. Allah mengajarkan kepada Adam ilmu pengetahuan tidak dengan cara yang biasa. Proses itu adalah proses ilahiah yang tidak terikat pada ruang dan waktu. Adam AS mendapatkan ilmu langsung dari sumber kebenaran mutlak yaitu Allah sendiri. Ini menunjukkan bahwa ilmu dalam Islam bukan semata hasil berpikir tetapi karunia yang diberikan kepada mereka yang Allah kehendaki

Kemudian para malaikat yang telah hidup lama pun tidak bisa menjawab pertanyaan Allah. Mereka mengakui keterbatasan mereka dan berkata bahwa mereka hanya mengetahui apa yang telah Allah ajarkan. Maka dengan penuh kelembutan Allah memerintahkan Adam untuk menyebutkan nama-nama benda tersebut dan Adam pun melakukannya. Dan pada saat itulah terbukti bahwa manusia memiliki potensi yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Potensi untuk belajar memahami dan memberi nama. Potensi untuk menciptakan sistem berpikir yang kompleks dan sadar

Ilmu yang diturunkan kepada Adam bukan sekadar pengetahuan tentang benda-benda tetapi juga pemahaman mendalam tentang kehidupan. Ia diberi kemampuan untuk mengenali yang baik dan buruk mengenali hak dan batil mengenali makna dari setiap ciptaan. Dan semua itu menjadi bekal ketika ia diturunkan ke bumi. Ilmu bukan hanya menjadi kemuliaan tetapi juga menjadi amanah yang harus dijaga dan diwariskan

Hadist dari Nabi Muhammad SAW menguatkan pentingnya ilmu dalam Islam
Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham tetapi mereka mewariskan ilmu barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang besar
(HR. Abu Dawud)

Hadis ini menegaskan bahwa warisan utama dari para nabi bukanlah kekayaan duniawi tetapi ilmu yang menerangi jiwa dan membimbing akal. Dan Nabi Adam AS adalah permulaan dari mata rantai para nabi yang mewariskan ilmu sebagai cahaya umat manusia

Ilmu dalam Islam tidak berdiri sendiri. Ia selalu diiringi dengan adab dan kebijaksanaan. Ketika Allah mengajarkan ilmu kepada Adam maka pada saat yang sama Dia juga mengajarkan bahwa ilmu itu datang dari-Nya dan harus digunakan untuk kebaikan. Tidak ada ruang dalam Islam bagi ilmu yang membawa kerusakan. Sebab ilmu sejati adalah yang menuntun kepada penghambaan bukan kepada kesombongan

Kebebasan berpikir yang kemudian berkembang dari kemampuan akal manusia adalah anugerah dari ilmu pertama yang diberikan kepada Adam. Manusia boleh bertanya boleh meneliti boleh menganalisis tetapi harus tetap tunduk kepada kebenaran yang datang dari wahyu. Inilah keseimbangan yang dijaga sejak awal sejarah manusia antara akal dan iman antara ilmu dan keimanan

Ketika Adam diturunkan ke bumi ia membawa ilmu sebagai bekal utama untuk memulai kehidupan. Ia tidak turun dalam keadaan kosong. Ia memiliki pemahaman tentang dunia dan tugasnya sebagai khalifah. Ia tahu bagaimana harus bertani membangun menetap dan hidup berdampingan. Semua itu lahir dari ilmu yang Allah turunkan padanya. Maka ilmu menjadi fondasi peradaban manusia pertama dan terus diwariskan dari generasi ke generasi

Namun tidak hanya berhenti pada Adam. Ilmu yang diajarkan oleh Allah kepadanya menjadi awal dari perjalanan panjang manusia dalam mencari kebenaran. Allah menurunkan para nabi dan rasul dari kalangan manusia sendiri untuk terus menyampaikan ilmu itu agar tidak hilang ditelan zaman. Setiap nabi membawa bagian dari ilmu yang telah Allah turunkan. Dan semuanya berpuncak pada Nabi Muhammad SAW yang menyempurnakan ajaran dengan Al-Qur’an sebagai kitab pengetahuan dan petunjuk

Dalam surat Al-Alaq yang menjadi wahyu pertama Allah kembali menekankan pentingnya ilmu
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan Dia menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Ayat ini mengulang pesan yang sama bahwa ilmu adalah cahaya yang Allah turunkan agar manusia tidak berjalan dalam kegelapan. Ilmu adalah tali yang menghubungkan manusia dengan Penciptanya. Dan tidak ada kehormatan yang lebih tinggi daripada menjadi pencari ilmu

Pada akhirnya kisah bagaimana Allah mengajarkan ilmu kepada Adam AS bukan sekadar bagian dari sejarah melainkan cermin bagi kita semua tentang bagaimana seharusnya kita memperlakukan ilmu. Ia bukan sekadar alat untuk mencari penghidupan tetapi tangga untuk naik mendekat kepada Allah. Ilmu bukan sekadar kumpulan informasi tetapi pelita yang menuntun kita agar tidak tersesat

Jika manusia menggunakan ilmunya dengan benar maka ia akan menjadi cahaya bagi sekitarnya. Namun jika ilmu digunakan tanpa iman maka ia hanya akan menjadi api yang membakar. Maka dari itulah sejak awal Allah menanamkan pelajaran penting melalui Nabi Adam AS bahwa ilmu harus disertai dengan kesadaran dan keikhlasan. Dan di sinilah letak keindahan Islam dalam memuliakan ilmu pengetahuan sebagai bagian dari ibadah

Bagikan:

Related Post