Di antara tujuh hari dalam sepekan, ada satu hari yang Allah muliakan secara khusus. Hari itu adalah hari Jumat, hari yang penuh keberkahan, hari yang menjadi penghulu bagi hari-hari lainnya, dan hari di mana langit seolah terbuka lebih lebar untuk menerima doa dan amal dari para hamba yang bersungguh-sungguh. Tidak hanya dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, memperindah wudhu, dan membaca surah Al-Kahfi, tetapi juga hari ini adalah waktu terbaik untuk bersedekah
Bukan tanpa alasan Jum’at disebut sebagai hari terbaik untuk melakukan kebaikan. Dalam tradisi Islam, Jum’at memiliki posisi yang sangat istimewa. Ia disebut sebagai hari raya mingguan bagi umat Islam, di mana kaum muslimin berkumpul di masjid, mendengarkan khutbah, dan menunaikan shalat secara berjamaah. Momentum spiritual yang terkumpul pada hari ini menjadikannya ladang subur untuk menanam amal-amal shaleh, termasuk amal sedekah
Mengapa Jumat Disebut Hari yang Baik untuk Bersedekah
Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jum’at pada hari itu Adam diciptakan pada hari itu pula ia dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya dan tidak akan datang kiamat kecuali pada hari Jum’at.” (HR Muslim)
Hadist ini menegaskan kemuliaan hari Jum’at bukan hanya dalam sejarah penciptaan manusia tetapi juga dalam skema akhir zaman. Dalam konteks sedekah, para ulama sepakat bahwa amal pada hari ini memiliki nilai lebih, karena bertepatan dengan waktu-waktu yang mustajab, di mana doa lebih dekat untuk dikabulkan dan hati lebih terbuka untuk menerima kebaikan
Hari Jum’at juga merupakan hari di mana suasana hati umat Islam sedang dalam kondisi yang lebih tenang dan fokus. Pagi hari dimulai dengan semangat baru, dan menjelang siang, kaum pria bersiap-siap menuju masjid untuk shalat Jum’at. Dalam suasana yang dipenuhi nuansa ibadah ini, keikhlasan lebih mudah tumbuh. Dan dalam keadaan hati yang lapang itulah sedekah menjadi lebih bernilai di hadapan Allah
Selain itu, pada hari Jum’at ada satu waktu yang sangat istimewa, di mana doa tidak akan ditolak oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda: “Pada hari Jum’at terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim berdoa kepada Allah saat itu, pasti akan dikabulkan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Waktu mustajab ini diperselisihkan oleh para ulama, namun sebagian besar mengatakan bahwa waktu tersebut berada antara duduknya imam di atas mimbar hingga selesainya shalat Jum’at. Maka bersedekah pada waktu itu, disertai dengan doa dan harapan, menjadi kombinasi yang luar biasa dalam mendatangkan rahmat Allah
Bersedekah di hari Jum’at juga melatih kepekaan sosial. Ketika berkumpulnya kaum muslimin di masjid, maka terbukalah ruang untuk melihat saudara-saudara yang membutuhkan. Kita mungkin menemukan orang yang datang dengan pakaian yang sederhana, anak-anak yang duduk diam menanti ayahnya, atau para jamaah yang pulang tanpa membawa apa-apa untuk keluarganya. Dalam suasana seperti ini, sedekah menjadi lebih nyata, lebih menyentuh, dan lebih bermanfaat
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal baik pada hari Jum’at karena amal akan digandakan pahalanya sesuai dengan keikhlasan dan waktu pelaksanaannya. Sama seperti Ramadhan yang mendatangkan pelipatgandaan pahala, hari Jum’at juga menjadi miniatur kesempatan yang tak boleh dilewatkan. Maka siapa pun yang ingin memperbesar peluang mendapat ampunan dan keberkahan, sedekah pada hari Jum’at adalah langkah yang sangat tepat
Bersedekah tidak harus dalam bentuk harta yang besar. Bisa berupa sebotol air minum bagi musafir yang singgah di masjid, sebungkus nasi untuk jamaah yang sedang berpuasa, atau bahkan uang seribu rupiah yang diletakkan di kotak infak. Apa pun bentuknya, selama dilakukan dengan niat mencari ridha Allah, maka itu termasuk sedekah yang diterima dan dicatat sebagai kebaikan abadi
Dalam kehidupan Rasulullah, sedekah menjadi bagian penting dari aktivitas harian. Beliau tidak menunggu kaya untuk memberi. Justru dalam kesederhanaannya, beliau tetap menjadi yang paling dermawan. Dan beliau mengajarkan bahwa sedekah tidak akan pernah mengurangi harta, melainkan akan menambah keberkahan dalam rezeki dan kehidupan
Hari Jum’at, dengan segala keutamaannya, menjadi momen yang tepat untuk melatih jiwa agar senang memberi. Sebab memberi bukan hanya mengurangi, tetapi juga menghubungkan hati dengan Allah dan sesama. Dalam sedekah terkandung doa yang terpanjat tanpa suara, harapan yang disisipkan tanpa kata, dan kebaikan yang mengalir tanpa henti
Banyak sahabat Rasulullah yang membiasakan diri bersedekah di hari Jum’at. Umar bin Khattab RA dikenal sangat dermawan setiap kali menjelang shalat Jum’at. Beliau menyiapkan sejumlah harta untuk dibagikan kepada orang-orang miskin. Demikian pula dengan Utsman bin Affan RA yang sering membelikan kebutuhan kaum muslimin tepat pada hari Jum’at. Tradisi ini menjadi warisan kebiasaan yang sangat layak diteladani oleh generasi hari ini
Di era modern saat ini, sedekah pada hari Jum’at bisa dilakukan dengan banyak cara. Bisa dengan mengirim makanan kepada tetangga yang membutuhkan, mentransfer sejumlah dana ke lembaga sosial, atau berbagi rezeki lewat program kemanusiaan yang terpercaya. Yang penting bukan pada besar kecilnya, tetapi pada kesungguhan niat dan keistiqamahan dalam memberi
Maka jangan biarkan hari Jum’at berlalu begitu saja tanpa ada amal yang berarti. Jangan hanya menjadikannya sebagai rutinitas menuju masjid tanpa menyisipkan amal yang menyentuh hati sesama. Karena bisa jadi, satu sedekah kecil di hari Jum’at akan menjadi alasan dibukanya pintu-pintu langit untuk kita pada hari kiamat
Jadikan hari Jum’at sebagai momentum memperbaiki diri. Tambahkan amal, ringankan langkah menuju kebaikan, dan hidupkan kembali semangat berbagi yang mungkin telah lama terlupakan. Semoga dengan sedekah di hari yang mulia ini, Allah menerima amal kita dan memberkahi setiap hari yang datang setelahnya