Pemimpin Akhir Zaman, Dajjal, dan Kepemimpinan Global yang Menyesatkan

Pemimpin Akhir Zaman, Dajjal, dan Kepemimpinan Global yang Menyesatkan

Zaman terus bergulir menuju akhir, dan sebagaimana dijanjikan oleh Rasulullah ﷺ, akan tiba masa di mana kebenaran menjadi samar dan kepemimpinan jatuh ke tangan orang-orang yang tidak layak. Nabi Muhammad ﷺ dalam banyak sabdanya telah memberi peringatan tentang kondisi umat dan bentuk kepemimpinan yang akan hadir di akhir zaman. Beliau tidak hanya mengabarkan tentang datangnya pemimpin-pemimpin yang zalim, tetapi juga memberikan gambaran jelas tentang munculnya fitnah terbesar dalam sejarah umat manusia: Dajjal.

Pemimpin dan Tipu Data Dajjal Di Akhir Zaman

Dajjal bukan hanya makhluk fisik yang akan muncul menjelang kiamat, tetapi juga simbol dari sistem yang menyesatkan, yang dibangun atas dasar kebohongan dan tipu daya. Dalam salah satu hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada satu pun fitnah yang lebih besar sejak diciptakannya Adam hingga hari kiamat selain fitnah Dajjal.” (HR. Muslim)

Fitnah ini mencakup segala aspek kehidupan: ekonomi, politik, budaya, bahkan agama. Dajjal akan datang membawa sistem yang tampak adil, tetapi penuh dengan kecurangan. Ia menjanjikan kemakmuran, padahal hakikatnya hanyalah jerat kehancuran. Pemimpin-pemimpin yang lahir dari sistem tersebut akan tunduk pada kepentingan dunia, menjual agama demi kekuasaan, dan memperbudak umat dengan janji manis yang kosong.

Rasulullah ﷺ pernah memperingatkan umatnya tentang masa-masa menjelang akhir zaman, di mana kekuasaan akan berada di tangan orang-orang yang tidak memiliki akhlak dan integritas. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

“Akan datang suatu masa di mana para pemimpin kalian adalah orang-orang yang paling jahat di antara kalian. Mereka mencintai kalian karena kepentingan, dan kalian mencintai mereka karena rasa takut. Mereka akan memimpin kalian, padahal mereka adalah musuh bagi kalian.” (HR. Thabrani)

Hadis ini menggambarkan dengan gamblang bagaimana pemimpin akhir zaman bukanlah pelindung umat, melainkan ancaman nyata. Mereka bersekutu dengan kekuatan global demi mempertahankan kekuasaan, bahkan jika itu berarti mengorbankan rakyatnya sendiri. Mereka memutarbalikkan hukum, menindas kebenaran, dan mengangkat orang-orang fasik sebagai penasehatnya.

 

Pemimpin Akhir Zaman, Dajjal, dan Kepemimpinan Global

Dalam konteks global, kita melihat bagaimana banyak pemimpin dunia hari ini tersandera oleh sistem yang dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan besar. Mereka menjadi boneka, bukan pemimpin sejati. Agenda-agenda yang dijalankan bukan lagi demi kemaslahatan umat, melainkan untuk melanggengkan hegemoni kelompok tertentu. Kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak lagi berpihak pada rakyat, melainkan mengikuti peta jalan yang sudah digariskan oleh penguasa ekonomi dunia.

Islam mengingatkan umatnya untuk tidak mudah tertipu oleh tampilan luar. Pemimpin bisa saja berpakaian indah dan berbicara manis, namun hatinya dipenuhi tipu daya. Rasulullah ﷺ pernah mengingatkan dalam hadisnya:

“Akan datang kepada manusia para pemimpin yang hati mereka adalah hati setan dalam tubuh manusia.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini bukan sekadar metafora, tetapi gambaran nyata bahwa kepemimpinan akhir zaman tidak lagi berdasarkan amanah, melainkan berdasarkan kekuasaan absolut yang menindas. Mereka tidak lagi takut kepada Allah, dan tidak pula sayang kepada rakyat. Setiap kebijakan yang mereka ambil hanya untuk menumpuk keuntungan dan memperkuat dominasi.

Sistem global yang lahir dari fitnah Dajjal akan menciptakan kondisi di mana kebohongan dilegalkan, dan kebenaran dimusuhi. Dalam sistem ini, orang-orang jujur tersingkir, ulama yang lurus dicap ekstrem, dan rakyat yang menyuarakan kebenaran dituduh makar. Inilah sistem yang membentuk pemimpin lalim dan menindas umat dari dalam dan luar.

Namun, Rasulullah ﷺ juga memberi harapan bahwa di tengah kelamnya zaman, akan tetap ada segolongan umat yang teguh di atas kebenaran. Mereka tidak akan terpengaruh oleh sistem yang rusak, tidak pula ikut hanyut dalam arus kepalsuan. Mereka tetap menjaga agama, memperjuangkan keadilan, dan menjadi benteng terakhir sebelum datangnya kiamat. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

“Akan terus ada segolongan dari umatku yang selalu berada dalam kebenaran. Tidak membahayakan mereka siapa pun yang menelantarkan mereka hingga datang keputusan Allah, sementara mereka tetap seperti itu.” (HR. Muslim)

Hadis ini memberi pesan kuat bahwa walau pemimpin akhir zaman rusak, selalu ada harapan bagi mereka yang berpegang teguh pada iman dan akhlak. Mereka bukan hanya pengingat bagi umat, tetapi juga harapan bagi generasi yang akan datang.

Pemimpin yang lalai dan sistem global yang menyimpang hanyalah bagian dari ujian akhir zaman. Bagi orang-orang beriman, tugas mereka bukan sekadar mengkritik, tetapi juga membangun. Membangun kesadaran, membangun solidaritas, dan membangun generasi yang tidak mudah ditipu oleh propaganda dunia. Mereka harus menjadi pembawa cahaya di tengah gelapnya zaman.

Bagikan:

Related Post