Sebuah Renungan di Tengah Dunia yang Hiruk Pikuk

Sebuah Renungan di Tengah Dunia yang Hiruk Pikuk

Di tengah kesibukan dunia yang silih berganti dengan hiruk pikuk nya, manusia yang kerap kali tenggelam dalam sebuah kenikmatan dunia. Kemewahan, kesuksesan, dan pencapaian kerap dijadikan tolak ukur kebahagiaan. Namun, ada satu kalimat dari Rasulullah ﷺ yang mengguncang jiwa dan menyadarkan manusia akan hakikat kehidupan: “Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. At-Tirmidzi)

Hadis ini bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah pelita yang menuntun manusia agar senantiasa sadar akan tujuan hidup yang hakiki. Mengingat kematian bukan berarti bersikap pesimis, melainkan sebuah panggilan untuk hidup dengan penuh makna.

Kematian bukan hanya soal akhir, tetapi juga awal dari kehidupan yang sebenarnya—kehidupan abadi. Saat seseorang sering mengingat kematian, maka ia akan terdorong untuk memperbaiki dirinya. Ia akan lebih berhati-hati dalam bertindak, lebih selektif dalam memilih pergaulan, dan lebih tekun dalam beribadah.

Mengapa? Karena ia tahu, semua perbuatannya akan dipertanggungjawabkan. Setiap detik yang ia lalui akan ditanya kelak. Maka mengingat maut adalah bentuk kesadaran spiritual tertinggi.

Orang yang sering mengingat mati akan lebih mudah melepaskan keterikatan terhadap dunia. Ia tidak akan terbuai oleh gemerlapnya dunia, karena hatinya telah terpaut pada kehidupan akhirat. Hal ini membuat seseorang lebih tenang, tidak mudah iri, dan lebih bersyukur terhadap apa yang dimilikinya.

Sungguh, mengingat maut justru menjadikan seseorang lebih bebas. Bebas dari perbudakan hawa nafsu, bebas dari kecemasan yang tidak perlu, dan bebas dari rasa takut kehilangan dunia.

Saat manusia sadar bahwa hidup ini hanya sementara, maka ia akan memaksimalkan setiap detik yang dimilikinya dengan amal kebajikan. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang senantiasa mengingat maut dan bersiap untuk kehidupan yang kekal. Wallahu Alam

Bagikan:

Related Post