Dalam penciptaan manusia, Allah SWT menanamkan sesuatu yang luar biasa berharga dan istimewa yaitu akal. Dengan akal inilah manusia diberi kemampuan untuk merenung, mempertimbangkan, memutuskan, dan memahami sesuatu secara mendalam. Dan dari akal itulah lahir kebebasan berpikir yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Pertanyaan yang sering muncul kemudian adalah mengapa Allah memberikan kebebasan berpikir kepada manusia padahal bisa saja Allah menciptakan manusia dengan kendali penuh tanpa memberi ruang untuk memilih atau menolak
Namun di balik pemberian itu, tersimpan hikmah dan rahmat yang sangat luas. Kebebasan berpikir bukanlah bentuk kelemahan dalam penciptaan tetapi justru bukti dari kemuliaan manusia sebagai makhluk yang diberikan kehendak bebas untuk menimbang dan menentukan langkah hidupnya. Allah tidak menciptakan manusia seperti robot yang hanya menjalankan perintah tanpa kesadaran. Allah juga tidak menjadikan manusia sebagai boneka yang tidak memiliki daya memilih. Sebaliknya Allah memberikan manusia kemampuan untuk berpikir sebagai bentuk penghormatan terhadap harkat dan martabatnya.
Dalam Al-Qur’an berulang kali Allah mengajak manusia untuk menggunakan akalnya. Tidak sedikit ayat yang dimulai dengan seruan untuk berpikir merenung dan memahami. Semua itu menunjukkan bahwa kebebasan berpikir adalah bagian dari proses pencarian kebenaran yang Allah kehendaki agar dilakukan dengan kesadaran bukan keterpaksaan. Allah menginginkan manusia beriman karena pilihan bukan karena paksaan. Allah tidak ingin ketundukan yang hampa dari makna tetapi ketundukan yang tumbuh dari pemahaman dan cinta yang tulus
Allah berfirman dalam surah Az-Zumar ayat 18
Yaitu orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang berakal
Ayat ini mengajarkan bahwa manusia diberikan pilihan untuk mendengar berbagai pendapat namun dituntut untuk memilih yang terbaik. Dan hanya mereka yang menggunakan akalnya dengan jujur dan terbuka yang bisa sampai kepada kebenaran yang sejati
Kebebasan berpikir juga menjadi sarana untuk menguji keikhlasan manusia dalam menjalani hidup. Dengan diberi kemampuan berpikir manusia diuji apakah ia akan menggunakan akalnya untuk mencari kebenaran atau justru membelokkan akalnya untuk membenarkan hawa nafsu dan kesesatan. Di sinilah letak ujian sejati dari hidup. Kebebasan berpikir bukan berarti bebas tanpa batas. Ada tanggung jawab besar yang menyertainya. Manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pilih dan putuskan dalam hidupnya
Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam sebuah hadis yang sangat dalam maknanya
Tidaklah kaki seorang hamba bergeser pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat hal salah satunya adalah tentang akalnya dan bagaimana ia menggunakannya
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini menegaskan bahwa akal bukan hanya alat untuk berpikir tapi juga amanah yang kelak akan dipertanyakan. Maka setiap pemikiran harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Setiap keputusan yang diambil berdasarkan pemikiran bebas harus dilandasi dengan nilai kebenaran dan keadilan
Allah memberikan kebebasan berpikir agar manusia bisa menjadi hamba yang benar-benar sadar. Dari kebebasan itulah lahir tanggung jawab dan dari tanggung jawab itulah lahir makna hidup. Seorang mukmin yang menggunakan pikirannya untuk merenungi tanda-tanda kebesaran Allah akan merasakan keimanan yang dalam. Ia tidak hanya percaya tetapi yakin. Ia tidak hanya mengikuti tetapi mengerti
Dengan berpikir manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ia bisa melihat kebenaran meskipun tersembunyi dan bisa mengenali kebatilan meski dibungkus keindahan. Ia tidak mudah tertipu karena akalnya terjaga oleh petunjuk Allah. Dan di sinilah fungsi kebebasan berpikir menjadi sangat penting dalam menjaga manusia agar tetap berada di jalan yang lurus
Di sisi lain kebebasan berpikir juga mendorong peradaban untuk tumbuh. Ilmu pengetahuan berkembang karena adanya pertanyaan. Keingintahuan lahir dari kebebasan untuk berpikir. Jika manusia tidak diberi ruang untuk berpikir maka ia tidak akan mampu menciptakan sesuatu tidak mampu meneliti dan tidak mampu menembus batas-batas pengetahuan yang luas. Semua penemuan besar dalam sejarah umat manusia lahir dari kebebasan berpikir yang dilandasi oleh semangat mencari kebenaran
Namun kebebasan berpikir juga harus diarahkan. Ia tidak boleh lepas dari nilai-nilai ilahi dan etika yang mulia. Pikiran yang lepas dari nilai hanya akan membawa pada kekacauan. Oleh karena itu Islam tidak melarang berpikir tetapi membimbing arah berpikir itu agar menuju pada kebaikan dan keselamatan. Berpikir bebas dalam Islam bukan berpikir liar melainkan berpikir yang bertanggung jawab
Allah mencintai hamba-hamba yang menggunakan akalnya untuk mencari kebenaran bukan sekadar mengikuti tanpa tahu arah. Dalam Al-Qur’an Allah mencela orang-orang yang hanya mengikuti nenek moyang mereka tanpa berpikir apakah ajaran itu benar atau salah. Ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki setiap hamba-Nya untuk berpikir kritis namun tetap dengan adab dan ketundukan kepada-Nya
Dengan memahami semua ini kita bisa melihat bahwa kebebasan berpikir adalah anugerah bukan ancaman. Ia adalah sarana untuk meraih iman yang kokoh bukan untuk menolak kebenaran. Ia adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah bukan untuk menjauh dari-Nya. Maka sudah semestinya kita menggunakan kebebasan berpikir itu untuk merenungi ayat-ayat-Nya baik yang tertulis dalam kitab suci maupun yang terbentang di alam semesta
Pada akhirnya hidup adalah tentang pilihan. Dan Allah telah memberikan kita bekal untuk memilih dengan benar yaitu akal. Maka gunakalah kebebasan berpikirmu untuk mendekat kepada-Nya. Karena orang yang berpikir dengan jernih akan menemukan bahwa tidak ada jalan yang lebih lurus selain jalan yang ditunjukkan oleh cahaya wahyu