Setiap manusia pasti pernah merasakan letih, bosan, dan kehilangan semangat. Namun ada satu perasaan yang perlahan namun pasti bisa menghancurkan potensi terbesar dalam diri manusia yaitu rasa malas. Ia muncul diam-diam, membuai dalam kenyamanan semu, lalu perlahan mencuri waktu, menjauhkan langkah dari cita-cita, dan meruntuhkan niat baik yang pernah disusun rapi. Dalam pandangan Islam, rasa malas bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Bahkan Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk berlindung dari sifat malas karena sifat ini adalah salah satu senjata setan dalam menjerat manusia
Rasa malas bukan hanya membuat seseorang menunda pekerjaan, tetapi juga melemahkan tekad untuk beribadah, membuat hati menjadi berat untuk menuntut ilmu, dan menjadikan jiwa enggan untuk bergerak menuju kebaikan. Ketika seseorang terbiasa bermalas-malasan, maka ia akan kehilangan arah, mudah putus asa, dan lambat laun hidupnya akan dipenuhi penyesalan. Padahal waktu terus berjalan, usia terus bertambah, dan kesempatan tidak akan datang dua kali.
Rasa Malas Adalah Perbuatan Setan
Dalam salah satu doanya, Rasulullah SAW memohon perlindungan dari rasa malas dengan sangat serius. Beliau bersabda
“ Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan duka aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan bakhil dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan manusia.” (HR Bukhari)
Dari hadist ini kita dapat melihat bahwa Rasulullah tidak hanya berlindung dari musuh yang nyata tetapi juga dari musuh batin yang tidak terlihat namun sangat berbahaya yaitu kemalasan. Karena beliau memahami bahwa jika rasa malas dibiarkan maka ia akan melumpuhkan semangat dan menjauhkan seseorang dari tujuan hidupnya yang mulia
Setan tidak selalu datang dalam wujud menggoda secara terang-terangan. Ia sering kali menyusup melalui rasa malas, membuat seseorang merasa nyaman dengan penundaan, menganggap remeh waktu, dan menunda-nunda niat baik dengan alasan yang terus dibuat-buat. Rasa malas membuat ibadah terasa berat, padahal shalat hanya butuh beberapa menit. Rasa malas membuat ilmu terasa jauh, padahal membaca hanya butuh membuka halaman pertama. Dan rasa malas membuat hidup terasa hampa, padahal kesempatan untuk berubah masih terbuka lebar
Islam memerintahkan umatnya untuk selalu aktif, produktif, dan bermanfaat. Dalam Al-Qur’an Allah memuji orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari rezeki dan menyebut mereka sebagai hamba-hamba-Nya yang bertawakal. Allah berfirman bahwa manusia tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali dari apa yang ia usahakan. Maka dari itu tidak ada tempat bagi rasa malas dalam jiwa orang beriman.
Wujudkan Kemandirian Dengan Berbagi Kepada Sesama Disini
Nabi Muhammad SAW sendiri adalah sosok paling aktif dan penuh semangat. Beliau adalah orang yang bangun sebelum fajar untuk shalat malam, berdakwah siang dan malam, ikut dalam peperangan, memimpin umat, dan tetap menjadi suami serta ayah yang lembut di rumahnya. Tidak ada waktu yang beliau biarkan terbuang tanpa makna. Hidup beliau adalah bukti nyata bahwa produktivitas adalah bagian dari akhlak seorang Muslim
Ketika seseorang merasa dilanda rasa malas, maka ia harus segera menyadari bahwa ia sedang digoda oleh setan. Setan tidak ingin manusia bangkit. Ia ingin manusia terpuruk dalam rasa tidak berguna. Setan tahu bahwa satu langkah menuju kebaikan bisa mengguncang niat jahatnya. Oleh karena itu ia akan berusaha sekuat tenaga membuat seseorang tetap diam dalam zona malas dan tidak bergerak
Untuk melawan rasa malas, seorang Muslim harus menanamkan tekad dalam hati bahwa hidup ini adalah ladang amal. Setiap detik adalah kesempatan. Setiap pagi adalah awal baru. Dan setiap tantangan adalah peluang untuk tumbuh. Jangan menunggu motivasi datang tetapi bangkitlah dan gerakkan tubuh untuk melakukan kebaikan sekecil apa pun. Karena dari langkah kecil yang konsisten akan lahir hasil besar yang membawa keberkahan
Rasulullah SAW juga bersabda: “Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah dan pada keduanya terdapat kebaikan.” (HR Muslim)
Kekuatan di sini tidak hanya bermakna fisik tetapi juga semangat, keinginan untuk maju, dan daya juang yang tinggi. Seorang mukmin yang kuat adalah mereka yang tidak menyerah pada rasa malas dan selalu berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Baca Juga : Mengapa Waktu Begitu Cepat Berlalu
Hidup yang dipenuhi rasa malas hanya akan mengundang penyesalan di akhir. Ketika usia mulai menua dan tenaga mulai menurun, barulah seseorang menyesali hari-hari yang terbuang percuma. Maka sebelum penyesalan itu datang, isilah hidup ini dengan karya, ilmu, dan ibadah. Jadikan diri kita bermanfaat bagi sesama, karena manusia terbaik adalah yang paling berguna bagi orang lain
Jangan biarkan rasa malas menjadi dinding antara kita dan mimpi-mimpi kita. Jangan izinkan setan mencuri hari-hari berharga yang seharusnya bisa kita gunakan untuk meraih ridha Allah. Ingatlah bahwa setiap langkah yang kita ambil menuju kebaikan akan diganjar dengan pahala, dan setiap usaha yang kita lakukan untuk melawan rasa malas akan dicatat sebagai jihad melawan hawa nafsu
Jika hari ini kita merasa berat untuk bangkit, maka mulailah dengan hal sederhana. Ambil satu halaman buku lalu baca. Gerakkan tubuh untuk bersih-bersih. Hadirkan diri ke masjid untuk shalat berjamaah. Hubungi teman untuk berdiskusi ilmu. Lakukan satu kebaikan dan lihat bagaimana Allah melipatgandakannya menjadi kekuatan baru
Dan jika hati terasa gelisah karena belum banyak berbuat, jangan putus asa. Allah mencintai hamba-Nya yang mau berubah. Allah menyukai mereka yang melawan malas meski harus jatuh bangun. Karena sejatinya yang dilihat oleh Allah bukanlah hasil sempurna tetapi perjuangan yang tulus