Gaya hidup modern membawa berbagai kemudahan, termasuk dalam hal konsumsi makanan dan minuman. Salah satu produk yang paling banyak beredar dan dikonsumsi masyarakat saat ini adalah minuman sachet. Bentuknya yang praktis, harga yang terjangkau, serta iklan yang menggoda, menjadikan minuman sachet sebagai bagian dari keseharian, baik di rumah, sekolah, tempat kerja, maupun tempat ibadah. Namun di balik kemasan yang menarik, ada hal-hal penting yang patut dikaji lebih dalam dari perspektif Islam.
Minuman sachet sering kali mengandung pemanis buatan, pewarna sintetis, dan pengawet yang tidak selalu ramah bagi tubuh. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, terutama jika dikonsumsi terus menerus. Dalam Islam, makanan dan minuman yang dikonsumsi seorang Muslim tidak hanya harus halal secara zat, tapi juga harus baik (thayyib) bagi tubuh. Allah SWT berfirman: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik (thayyib) yang terdapat di bumi…” (QS Al-Baqarah: 168)
Ayat ini memberikan panduan penting bahwa halal saja tidak cukup. Minuman sachet yang beredar di pasaran memang bisa jadi halal secara bahan baku, tetapi jika ia merusak kesehatan, mengandung zat kimia berbahaya, atau mengakibatkan kerusakan fisik dalam jangka panjang, maka nilai thayyib-nya perlu dipertanyakan. Inilah yang harus menjadi perhatian setiap Muslim.
Pandangan Ulama Mengenai Kandungan Minuman Sachet
Sebagian ulama menekankan bahwa mengonsumsi sesuatu yang merugikan kesehatan secara sengaja merupakan tindakan yang bertentangan dengan prinsip syariat. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa menjaga tubuh adalah bagian dari menjaga amanah Allah. Maka ketika seseorang terus mengonsumsi minuman sachet tanpa mempertimbangkan efek kesehatannya, ia bisa terjerumus dalam perbuatan yang merugikan dirinya sendiri.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadist ini menjadi dasar penting untuk menilai kembali kebiasaan minum minuman sachet. Jika kandungannya membahayakan, baik secara langsung maupun jangka panjang, maka semestinya umat Islam menghindarinya. Terlebih lagi jika kebiasaan tersebut dibentuk sejak usia dini, di mana anak-anak menjadi terbiasa dengan cita rasa buatan dan mengabaikan makanan serta minuman alami yang lebih sehat.
Sebagian produsen mungkin mencantumkan label halal pada produk minuman sachet, namun itu tidak serta merta menjadikan produk tersebut sepenuhnya baik. Banyak minuman sachet yang tinggi kadar gula, natrium, dan zat aditif lain yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat memicu obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung. Maka dari itu, penting bagi umat Islam untuk kritis, tidak hanya menerima kemudahan instan, tapi juga mempertimbangkan aspek kesehatan yang diperintahkan oleh agama.
Imam Ibn Qayyim Al-Jauziyyah dalam Zad al-Ma’ad menjelaskan bahwa segala yang masuk ke dalam tubuh mempengaruhi kualitas ibadah. Jika seorang Muslim mengabaikan kesehatan karena terbiasa mengonsumsi minuman sachet yang buruk kualitasnya, maka secara tidak langsung ia telah melemahkan dirinya untuk beribadah dengan optimal. Inilah bentuk kerugian yang sering kali tidak disadari.
Kecenderungan Sosial dan Ketergantungan Pada Minuman Sachet
Fenomena minuman sachet tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga sosial dan psikologis. Banyak keluarga yang memilih minuman sachet karena praktis dan murah, padahal nilai gizinya rendah. Di sekolah-sekolah, anak-anak lebih mengenal rasa stroberi buatan daripada buah stroberi asli. Di rumah, minuman berbasis kopi sachet menggantikan seduhan kopi alami. Semua ini menciptakan ketergantungan pada rasa dan sensasi instan yang berbahaya.
Sebagian orang menganggap bahwa minuman sachet hanyalah bentuk modernisasi yang tidak perlu dipersoalkan. Namun ketika konsumsi tersebut sudah merusak pola makan, menumpuk zat kimia dalam tubuh, dan menyebabkan ketidakseimbangan gizi, maka fenomena ini perlu dikritisi. Bukan untuk melarang sepenuhnya, tetapi agar ada kesadaran untuk membatasi dan mencari alternatif yang lebih sehat dan sesuai syariat.
Sayangnya, banyak orang tua yang tidak menyadari bahaya laten dari minuman sachet. Mereka memberikan minuman tersebut setiap hari kepada anak-anak, tanpa melihat komposisi dan efek jangka panjang. Tidak sedikit anak-anak yang mengalami gangguan pencernaan, gigi rusak, atau ketergantungan gula karena terus menerus mengonsumsi produk sachet. Semua ini adalah akibat dari kelalaian dalam memilih yang halal dan thayyib.
Rasulullah SAW sangat memperhatikan kesehatan umatnya. Dalam banyak riwayat, beliau lebih menyukai makanan dan minuman yang alami, sederhana, dan tidak berlebihan. Gaya hidup Rasulullah adalah gaya hidup seimbang, jauh dari pola konsumsi yang tidak terkontrol seperti yang banyak terjadi saat ini dengan maraknya minuman sachet.
Imam Malik dalam Al-Muwatha’ menyatakan bahwa seseorang harus menjauhi segala sesuatu yang merusak akal dan tubuh, meskipun secara dzahir tidak haram. Ini berarti bahwa jika minuman sachet telah terbukti membahayakan atau mengganggu kesehatan dalam bentuk apa pun, maka meninggalkannya menjadi bentuk ketaatan dan kehati-hatian.