Anjuran Mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi sudah diajarkan sejak zaman para nabi. Dalam Islam, anggur dan kurma bukan sekadar buah biasa, melainkan anugerah Allah yang sarat manfaat, disinggung dalam Al-Qur’an, dan menjadi bagian dari pola makan Rasulullah ﷺ.
Allah Ta’ala berfirman: “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 11) Ayat ini menunjukkan bahwa keberadaan anggur dan kurma bukan hanya karunia duniawi, tetapi juga tanda kebesaran Allah yang patut direnungi.
Rasulullah ﷺ sendiri sering menjadikan kurma sebagai makanan pokok, terutama di waktu sahur dan berbuka puasa. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Sebaik-baik sahur bagi orang mukmin adalah kurma.” (HR Abu Dawud) Begitu pula anggur, yang beliau konsumsi baik dalam bentuk segar maupun kering (kismis) sebagai sumber energi alami.
Nilai Kesehatan dalam Anggur dan Kurma
Anjuran Mengkonsumsi anggur dan kurma bukan hanya soal ibadah, tetapi juga soal menjaga tubuh agar kuat dan sehat. Kurma kaya akan serat, potasium, magnesium, dan gula alami yang cepat dicerna tubuh, sementara anggur mengandung antioksidan tinggi, vitamin C, dan polifenol yang membantu melawan radikal bebas.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam Zaad al-Ma’ad menjelaskan bahwa kurma menguatkan hati, memperlancar pencernaan, dan menambah stamina. Sedangkan anggur, menurut beliau, adalah buah yang dapat membersihkan darah dan memberi kekuatan pada saraf. Ini sejalan dengan penelitian modern yang membuktikan bahwa kedua buah ini bermanfaat untuk kesehatan jantung, pencernaan, dan daya tahan tubuh.
Namun, ada pula sisi buruk yang harus diwaspadai. Banyak orang tergoda mengubah nikmat Allah ini menjadi sesuatu yang haram, seperti memfermentasikan anggur menjadi minuman memabukkan. Padahal Rasulullah ﷺ bersabda: “Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar itu haram.” (HR. Muslim). Artinya, yang halal bisa berubah menjadi haram jika disalahgunakan.
Begitu juga dengan kurma, meski sehat, jika dikonsumsi berlebihan bagi penderita penyakit tertentu seperti diabetes tanpa pengaturan, bisa menimbulkan masalah. Prinsip Rasulullah ﷺ dalam makan adalah “Makanlah dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31).
Anggur dan Kurma dalam Sunnah Rasulullah
Dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah ﷺ, anggur dan kurma memiliki tempat istimewa. Diriwayatkan bahwa beliau memakan kurma ajwa setiap pagi sebagai bentuk perlindungan dari racun dan sihir. Sedangkan anggur, beliau memakannya sambil mengajarkan adab makan kepada para sahabat, seperti tidak meniup makanan dan tidak mencelanya.
Imam Nawawi dalam syarah Shahih Muslim menjelaskan bahwa kebiasaan Rasulullah ﷺ mengonsumsi buah-buahan tersebut adalah bentuk syukur atas nikmat Allah sekaligus menjaga kesehatan. Ulama juga memandang bahwa anjuran mengkonsumsi buah-buahan ini menjadi bagian dari thibbun nabawi atau pengobatan ala Nabi yang masih relevan hingga kini.
Menariknya, kurma sering menjadi simbol kebersamaan. Saat berbuka puasa, Rasulullah ﷺ menganjurkan berbuka dengan kurma, dan jika tidak ada, dengan air putih. Hal ini menunjukkan kesederhanaan dan kepedulian beliau terhadap kesehatan umatnya. Sementara anggur, selain menjadi santapan yang lezat, juga disebut dalam gambaran kenikmatan surga di dalam Al-Qur’an.
Namun, ada peringatan keras bagi mereka yang menolak nikmat ini dengan alasan sombong atau meremehkan. Sebab, menolak rezeki halal yang diberikan Allah tanpa alasan syar’i termasuk sikap kufur nikmat.
Pesan Moral dari Anjuran Mengkonsumsi Anggur dan Kurma
Anjuran Mengkonsumsi anggur dan kurma mengajarkan kita untuk menghargai rezeki yang baik, sehat, dan halal. Buah ini tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga menumbuhkan rasa syukur. Sayangnya, di era modern, banyak orang yang lebih memilih makanan cepat saji dan minuman kemasan daripada buah alami yang Allah sebutkan dalam kitab-Nya.
Ibnu Rajab Al-Hanbali pernah mengatakan bahwa makanan yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah makanan yang paling bermanfaat bagi tubuh dan jiwa. Mengabaikannya sama saja mengabaikan petunjuk yang terbaik.
Oleh karena itu, menghidupkan sunnah dengan mengonsumsi anggur dan kurma bukan sekadar mengikuti tren, tetapi bagian dari ibadah dan upaya menjaga kesehatan. Dengan niat yang benar, setiap gigitan dan setiap butir buah bisa menjadi pahala yang terus mengalir.