Dalil Minuman Kopi, Teh dan Kafein Lainnya

Dalil Minuman Kopi, Teh dan Kafein Lainnya

Minuman kopi dan minuman teh bukan hanya sekadar pelepas dahaga atau pengusir kantuk. Di balik kenikmatan yang ditawarkan secangkir kopi atau teh, tersembunyi kisah panjang, persepsi beragam, dan bahkan perdebatan yang melibatkan dalil agama, pendapat ulama, hingga sudut pandang kesehatan dan sosial. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami lebih dalam makna, manfaat, serta kontroversi yang melingkupi dua minuman populer ini: minuman kopi dan minuman teh.

Pagi yang dingin sering kali dimulai dengan aroma minuman kopi yang menggoda. Banyak orang menggantungkan semangat harinya pada segelas kopi panas. Sementara itu, ada juga yang lebih memilih ketenangan dari minuman teh, yang menenangkan pikiran dan menyejukkan hati. Kombinasi antara kafein dan suasana hati menjadi hal yang sulit dipisahkan dari rutinitas harian. Namun, apakah kita pernah merenungkan dari sudut pandang Islam tentang hal ini?

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ bersabda: “Halal itu jelas dan haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalil ini sering menjadi rujukan ketika ulama membahas zat-zat seperti kafein. Apakah kafein dalam minuman kopi dan minuman teh tergolong dalam perkara syubhat? Jawabannya bisa beragam, tergantung pada dosis, niat, dan dampaknya terhadap tubuh.

Pandangan Ulama Tentang Minuman Kopi dan Kafein Lain

Sebagian ulama salaf memperbolehkan minuman kopi dan minuman teh selama tidak menyebabkan mudarat. Syekh Yusuf Al-Qaradawi dalam bukunya Halal dan Haram dalam Islam menyebutkan bahwa segala sesuatu yang tidak mengandung unsur memabukkan dan tidak merusak kesehatan adalah halal. Dalam konteks ini, minuman kopi dan minuman teh yang dikonsumsi secara wajar tidak termasuk dalam larangan.

Namun, Imam Ibnul Qayyim memberikan peringatan bijak bahwa sesuatu yang halal bisa berubah menjadi makruh jika dikonsumsi secara berlebihan dan membawa pada kelalaian terhadap ibadah. Konsumsi kafein berlebih yang mengakibatkan insomnia atau kecanduan bisa termasuk dalam kategori ini. Maka, bijaklah dalam memilih.

Sementara itu, kenyataan di lapangan berkata lain. Banyak dari kita yang merasa cemas dan gelisah ketika tidak minum kopi dalam sehari. Kecanduan ini kerap disamarkan dengan alasan “butuh energi”, padahal yang terjadi adalah tubuh sudah tak mampu berfungsi normal tanpa kafein.

Secangkir minuman kopi bisa menghadirkan kebahagiaan singkat—kenikmatan yang memompa semangat, meningkatkan konsentrasi, bahkan memicu tawa dan obrolan hangat bersama sahabat. Tak sedikit yang merasakan momen paling inspiratifnya terjadi di antara aroma minuman kopi dan lantunan musik yang lembut. Tapi sebaliknya, tidak sedikit pula yang mengalami gangguan kecemasan, jantung berdebar, bahkan tekanan darah tinggi setelah mengonsumsinya.

Minuman teh, yang sering diasosiasikan dengan ketenangan, ternyata juga mengandung kafein, meskipun dalam dosis lebih rendah. Bagi sebagian orang, minuman teh membantu melawan stres, menurunkan tekanan darah, bahkan menjadi teman saat merenung. Namun bagi yang sensitif terhadap kafein, bahkan seteguk minuman teh bisa menimbulkan efek samping yang tak diinginkan.

Ada rasa takut di balik kenikmatan. Ada kegembiraan yang menyimpan risiko. Di situlah dualitas dari minuman kopi dan minuman teh—menjadi bagian dari kebiasaan yang bisa membawa kebahagiaan sekaligus bahaya.

Pakar kesehatan pun membagi pendapat. Sebagian menekankan bahwa kafein bisa mempercepat metabolisme dan membantu pembakaran lemak. Tapi tak sedikit yang mengingatkan efek jangka panjang seperti dehidrasi, gangguan tidur, dan ketergantungan.

Kebiasaan kita terhadap minuman kopi dan minuman teh seharusnya tidak hanya berdasarkan rasa atau kebutuhan fisik. Kita juga harus menimbang aspek spiritual dan sosial. Sebab, apapun yang masuk ke tubuh akan memberi dampak terhadap amal, pikiran, dan ibadah.

Allah SWT Berfirman: “Dan makanlah dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Ayat ini menjadi peringatan keras bagi mereka yang sudah terjebak dalam kebiasaan minuman kopi dan minuman teh secara berlebihan. Tak sedikit yang melewatkan salat karena begadang akibat terlalu banyak minuman berkafein. Bahkan, beberapa orang mengalami gangguan kesehatan serius dan kecanduan hanya karena menyepelekan takaran.

Namun, jika dikonsumsi dengan bijak, minuman kopi dan minuman teh bisa menjadi nikmat yang mengantarkan syukur. Bukan hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga menenangkan jiwa, asalkan tidak melampaui batas.

Bagikan:

Related Post