Diam Bukan Sekadar Berbicara Untuk Hal Yang Sia-sia

Diam dalam Islam bukan sekadar tidak berbicara, tetapi juga bentuk kesadaran untuk tidak melakukan hal yang sia-sia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 70: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” Ayat ini menunjukkan bahwa berbicara benar adalah bagian dari ketakwaan, sedangkan diam menjadi pilihan ketika tidak ada hal baik yang dapat disampaikan. Diam adalah cara terbaik untuk menghindari konflik atau perdebatan yang tidak produktif. Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam bersabda: “Aku menjamin sebuah rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun ia berada di pihak yang benar.” (HR. Abu Dawud).

Diam Bukan Sekedar Berbicara Untuk Hal Yang Sia-sia

Dalam situasi emosi yang memuncak, memilih untuk diam bukan hanya langkah yang bijaksana, tetapi juga dapat memberikan kesempatan untuk menenangkan diri dan berpikir jernih sebelum berbicara. Dengan demikian, seseorang dapat menjaga kehormatan dirinya, terhindar dari perkataan yang tidak pantas, dan menghindari penyesalan di kemudian hari.

Tonton Tayangan Tentang Surat-surat Pendek melalui : bit.by/YoutubeUDP

Berbicara yang baik adalah salah satu bentuk ibadah yang mendatangkan pahala besar. Ucapan yang baik meliputi nasihat, dakwah, zikir, doa, atau bahkan sekadar menyampaikan kata-kata yang menyenangkan hati orang lain. Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam bersabda: “Kalimat thayyibah (perkataan yang baik) adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Manfaat Berkata Baik

Perkataan yang baik dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain untuk berbuat kebaikan. Perkataan yang penuh hikmah dan sopan santun menciptakan hubungan yang harmonis antara sesama manusia. Seorang Muslim yang terbiasa berkata baik menunjukkan akhlak mulia yang menjadi cerminan ajaran Islam.

Kedudukan Ulama Sebagai Pewaris Para Nabi bit.by/ulama

Dalam sejarah Islam, terdapat banyak teladan tentang pentingnya menjaga lisan. Salah satunya adalah kisah Umar bin Khattab RA yang dikenal sangat berhati-hati dalam berbicara. Suatu ketika, Umar melihat seseorang berbicara panjang lebar tanpa henti. Ia pun menegur orang tersebut dengan berkata: “Barang siapa yang banyak berbicara, maka banyak pula salahnya. Dan barang siapa yang banyak salahnya, maka berkuranglah kehormatannya.” Teguran ini menunjukkan betapa pentingnya mengontrol lisan agar tidak berbicara berlebihan.

Balasan Bagi yang Menjaga Lisan

Allah subhanahu wa ta’ala menjanjikan ganjaran besar bagi mereka yang mampu menjaga lisannya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam bersabda: “Barang siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin untuknya surga.” (HR. Bukhari). Hadis ini menegaskan bahwa menjaga lisan adalah salah satu jalan menuju surga.

Amalan menuju Syurga Allah dengan berinfaq melalui : bit.by/infaqUDP

Diam atau berkata yang baik adalah prinsip yang harus dipegang oleh setiap Muslim. Dengan menjaga lisan, seseorang tidak hanya menghindari dosa, tetapi juga menyebarkan kebaikan dan mencerminkan akhlak mulia. Semoga kita termasuk golongan yang senantiasa menjaga lisan dan mengamalkan hadis Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam tentang pentingnya berkata baik atau memilih diam. Aamiin.

Bagikan:

Related Post