Profil Umar Bin Khattab

Profil Umar Bin Khattab

Ketika nama Umar bin Khattab disebut banyak yang langsung membayangkan sosok berwibawa penuh keberanian dan ketegasan yang menegakkan keadilan tanpa pandang bulu namun sedikit yang mengetahui bahwa di balik ketegasannya tersembunyi air mata yang tumpah karena takut kepada Allah dan kasih sayang luar biasa terhadap umat yang ia pimpin.

Profil Umar bin Khattab adalah kisah tentang transformasi luar biasa dari seorang penentang keras Islam menjadi pembela sejati yang mengorbankan segala yang ia miliki demi kebenaran sebelum memeluk Islam ia dikenal sebagai salah satu tokoh Quraisy yang sangat ditakuti pemikirannya tajam lidahnya pedas dan keberaniannya tak tertandingi tak ada yang berani melawan keputusannya ia bahkan pernah berniat membunuh Nabi Muhammad karena menganggap dakwah beliau memecah belah Quraisy.

Namun hidayah Allah datang menghentak hati kerasnya saat ia mendengar lantunan ayat Al-Qur’an dari surat Thaha yang dibacakan oleh saudara perempuannya Fatimah hatinya bergetar jiwanya luluh dan air matanya jatuh untuk pertama kalinya bukan karena kekalahan dalam perang tapi karena kebenaran yang tak bisa ia bantah sejak itu profil Umar bin Khattab berubah menjadi cahaya yang menyinari Islam dengan ketegasannya yang terarah oleh wahyu.

Pemimpin yang Tak Takut pada Apa pun Selain Allah

Umar bin Khattab adalah simbol keberanian dan keadilan yang tak tergoyahkan ketika ia masuk Islam kaum muslimin mulai berani menampakkan diri sebelumnya mereka bersembunyi menyembah Allah dalam diam namun dengan kehadiran Umar barisan Islam berdiri kokoh dan berjalan terang-terangan di jalanan Mekkah menuju Ka’bah untuk shalat tanpa rasa takut Umar di depan mereka seperti perisai hidup yang menantang siapa pun yang berani mengganggu.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda dalam hadis riwayat Tirmidzi sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran di lidah dan hati Umar ini bukan pujian biasa tapi pengakuan dari Nabi atas ketajaman intuisi dan kejernihan hatinya dalam membedakan hak dan batil sampai-sampai banyak ayat Al-Qur’an yang turun sejalan dengan pendapat Umar dalam berbagai persoalan seperti hijab tawanan Perang Badar dan larangan meminum khamar.

Namun keberanian Umar bukan tanpa rasa takut justru ia paling takut kepada Allah ia sering berkata jika seluruh penghuni surga telah dijamin masuk kecuali satu maka aku takut akulah yang satu itu dan jika semua penghuni neraka telah dijamin masuk kecuali satu maka aku berharap akulah yang satu itu hati Umar tak pernah sombong meski dunia berada dalam genggamannya.

Sebagai khalifah kedua sepeninggal Abu Bakar.  Umar bin Khattab menjelma sebagai pemimpin yang tak pernah tidur demi rakyatnya setiap malam ia berkeliling kota Madinah menyamar agar mengetahui keadaan rakyat secara langsung bukan dari laporan para pejabat ia mengangkat karung gandum di punggungnya sendiri untuk mengantar makanan kepada seorang ibu dan anak-anaknya yang kelaparan padahal ia bisa memerintah siapa saja untuk melakukannya.

Tegas terhadap Musuh Lembut terhadap Rakyat

Keberanian Umar membuat musuh-musuh Islam gentar bahkan setan pun disebut menyingkir dari jalan yang dilalui Umar sebagaimana disebutkan dalam hadis shahih dari Bukhari jika Umar menempuh suatu jalan maka setan akan mencari jalan lain namun ketegasannya tidak berujung pada kekerasan tanpa sebab Umar adalah orang yang menangis hanya karena mendengar anak yatim menangis atau melihat seorang janda kehilangan harapan.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar pernah ditegur oleh seorang wanita tua karena kebijakannya dalam memberi mahar terlalu tinggi dengan rendah hati ia menerima nasihat itu dan mencabut keputusannya serta meminta maaf ini adalah potret pemimpin sejati yang tidak takut dikritik tidak malu mengakui kesalahan dan tidak merasa lebih tahu dari rakyatnya meski ia dikenal sebagai orang yang sangat cerdas dan luas ilmunya.

Imam Adz-Dzahabi dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala menyebutkan bahwa profil Umar bin Khattab adalah gabungan antara ketegasan Ali bin Abi Thalib, keadilan Abu Bakar, kedermawanan Utsman dan kesungguhan Nabi sendiri dalam memikul beban umat tidak ada khalifah setelahnya yang mampu menandingi semangatnya dalam menjaga perbatasan Islam memperluas wilayah tanpa penindasan dan menjaga kekayaan negara agar tidak digunakan sewenang-wenang.

Ia menciptakan sistem administrasi yang rapi membagi wilayah Islam menjadi provinsi mengatur sistem gaji untuk tentara membangun baitul mal dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu bahkan jika anaknya sendiri mencuri ia tak segan menjatuhkan hukuman karena menurutnya keadilan tidak mengenal darah dan garis keturunan.

Akhir yang Menyayat Hati

Pada masa kekhilafahannya umat Islam merasakan masa kejayaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya wilayah Islam meluas hingga ke Persia dan Syam namun di puncak kejayaan itu Umar dibunuh oleh seorang budak Majusi bernama Abu Lu’lu’ah ketika ia sedang memimpin shalat Subuh di Masjid Nabawi ia terluka parah dan wafat beberapa hari kemudian dalam keadaan beriman dengan kalimat syahadat di bibirnya dan air mata di wajahnya.

Ia dimakamkan di sebelah Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar atas izin Aisyah RA tempat yang sangat ia harapkan karena ia merasa tidak pantas tetapi tetap memohon karena cintanya kepada Nabi tak pernah pudar.

Bagikan:

Related Post